April 2015
Ternak Ayam ~ Jenis mesin tetas yang dikenal sekarang berupa sebuah peti. Peti dibuat sedemikian rupa sehingga panas dalam peti tidak terbuang. Suhu dan kelembapan diatur agar sesuai dengan kebutuhan per periode penetasan. Pembagian tipe mesin tetas berbeda-beda sebagai berikut :


Berdasarkan penyebab adanya panas dalam ruangan :
  • Mesin tetas "udara panas" (hot air incubators).
  • Mesin tetas "air panas" (hot water incubators).
Berdasarkan sumber alat pemanas :
  • Mesin tetas listrik (pemanas listrik).
  • Mesin tetas minyak tanah (pemanas listrik dan lampu minyak tanah atau lampu tempel).

Model Pemutaran Telur

Salah satu faktor penting dalam kesuksesan usaha penetasan telur adalah pemutaran atau membolak-balikan telur. Frekuensi pemutaran telur sangat menentukan daya tetas telur, minimal dalam sehari dilakukan pemutaran telur dua kali. Idealnya dalam sehari dilakukan enam kali . Ada beberapa berapa jenis mesin penetas bersadarkan model pemutaran telur:
  1. Cara Manual, dilakukan dengan membalik telur satu persatu dengan membuka ruangan inkubator. Untuk jumah telur yang banyak sangat tidak efektif dan memerlukan tenaga yang besar. Biasanya dilakukan pada mesin-mesin penetas sederhana untuk hobis.
  2. Cara Semi Otomatis, dilengkapi dengan semacam tuas pemutar di luar mesin penetas. Untuk membalik tidak perlu membuka ruangan inkubator cukup dengan memutar tuas. Rak Telur biasanya didesain sedemikian rupa agar saat diputar tidak terjatuh. Cara ini relatif lebih baik dibandingkan dengan cara manual.
  3. Cara Otomatis, Mesin penetas dilengkapi dengan Timer dan desain yang memungkinkan telur-telur dapat diputar secara otomatis berdasarkan timer yang sudah di setting sebelumnya. Dengan Mesin Penetas model ini akan mengurangi tenaga manusia secara significant dalam proses pembalikan telur. Frekuensi pembalikan dapat lebih terjamin sesuai dengan frekuensi ideal. Dengan model otomatis daya tetas juga semakin tinggi.

Daftar Harga Mesin Tetas Telur Otomatis

  • Harga Mesin Tetas Telur Type C30 Kisaran Harga Rp 285.000
  • Harga Mesin Tetas Telur Type C50 Kisaran Harga Rp 310.000
  • Harga Mesin Tetas Telur Type C75 Kisaran Harga Rp 350.000
  • Harga Mesin Tetas Telur Type C100 Kisaran Harga Rp 403.000
  • Harga Mesin Tetas Telur Type C200 Kisaran Harga Rp 605.000
  • Harga Mesin Tetas Telur Type C500 Kisaran Harga Rp 2.645.000
  • Harga Mesin Tetas Telur Type C1100 Kisaran Harga Rp 3.645.000
Referensi :Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam
Ternak Ayam ~ Penyakit ini biasa disebut dengan forl fox atau diptheria avium. Penyebabnya adalah virus Borreliota avium. Jika menyerang kaki atau kulit akan menimbulkan benjol-benjol atau bintik-bintik berisi nanah, kemudian mengeras menjadi bintik-bintik merah kehitaman. 


Selain kaki dan kulit, penyakit ini dapat menyerang pial, tenggorok, dan mulut. Penyakit ini biasanya menyerang pada ayam yang daya tahan tubuhnya sedang menurun. Misalnya, sedang stres atau kekurangan vitamin A.

Penyakit ini menular melalui pakan, minuman, atau udara. Selain itu dapat juga lewar kontak langsung antara ayam sehat dan yang sakit, gigitan nyamuk, lalat atau serangga pengisap lainnya.

Usahakan burung-burung liar tidak mendekati ayam anda, atau masuk ke kandang penangkaran ayam anda. Dan Jangan membiarkan genangan air di lingkungan sekitar rumah atau kandang penangkaran. Selain bisa menjadi sarang nyamuk yang berbahaya bagi keluarga, juga bisa membawa virus cacar avian pox.

Rutinlah menjaga kebersihan kandang ayam anda, beserta aksesoris atau perlengkapan di dalamnya. Misalnya wadah pakan atau minum dibersihkan setiap hari.

Langkah pengobatan yang bisa dilakukan yaitu dengan cara mengolesi luka dengan Methylene Blue 1 % atau Yodium Tinctuur 2 dan membersihkan benjolan yang berisi nanah akibat forl fox dengan air hangat. Untuk mencegahnya, ayam bisa divaksin dengan vaksin forl fox.
Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam
Sumber : Ayam Kampung Pedaging oleh Ir. Hadi Iswanto
Ternak Ayam ~ Stres bisa membuat ayam tidak produktif dan mutu telurnya rendah. Penyebab stes antara lain ayam sakit, kuantitas dan kualitas ransum berubah, atau ayam terkejut. Bisa juga karena ketenangan ayam terganggu oleh binatang liar, seperti tikus, kucing, atau ular. 


Jika sedang stres, ayam bisa mogok bertelur sampai satu minggu. Kalaupun bisa bertelur, kualitasnya rendah bahkan ada yang kerabangnya lembek karena kekurangan zat kapur.

Stres pada ayam bisa dihindari dengan cara memberikan suasana kandang yang nyaman, lingkungan yang aman, bersih, dan juah dari suara bising atau ribut. Hindari penggantian komposisi dan mutu ransum yang diberikan sehari-hari, karena ayam yang bertelur sangat peka terhadap penggantian ransum.

Ketika pancaroba atau pergantian musim tiba, ayam sering terserang snot, berak kapur (koksidiosis) dan berak kapur. Akibatnya kuantitas dan kualitas telur menurun drastis.

Cegah hal tersebut sedini mungkin dengan memberikan antibiotik. Biasanya digunakan Tetracol untuk penyakit snot, Coxi untuk koksidiosis, dan Therapi untuk berak kapur.

Selain itu, setiap dua minggu sekali diberikan vitamin untuk merangsang produktivitas telur. Vitamin yang biasa dipakai adalah Biotan, Vitachick, Vita Stres, atau Vita Strong.

Dengan perlakuan ini produktivitas telur diharapkan tetap stabil. Artinya persentase bertelurnya bisa bertahan pada kisaran 50 hingga 60 %. Namun, jika ayam sedang mengeram, produks telurnya bisa turun sampai 75 %. Supaya kerabang telurnya keras, tambahkan tepung kerang pada pakannya.
Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam

Sumber : Ayam Kampung Pedaging oleh Ir. Hadi Iswanto
Ternak Ayam ~ Pilek atau snot pada ayam termasuk penyakit yang cukup berbahaya. Daya penularannya sangat cepat dan menyerang semua jenis ayam, terutama ayam piaraan. Gejala awal penyakit pilek atau infectious coryza dapat dilihat lewat dari penampilannya. 


Ayam tampak lesu, lebih banyak berdiam diri dan tidak punya gairah sama sekali. Selera makan menurun, sehingga berat badannya juga turun. Selain itu, ayam terlihat suka menggelangkan kepala sembari bersin.

Pada gejala lanjut, di kedua lubang hidung dan matanya keluar cairan. Mula-mula bening mirip ingus encer, semakin lama menjadi kental hingga membuat lubang hidung tersumbat. Penyumbatan membuat pernafasan terganggu sehingga ayam sering membentur-benturkan paruhnya supaya ingus kental tersebut bisa keluar. Pada kedua mata ayam, juga menumpuk cairan kental putih kekuningan. Tanda lain yang bisa dilihat adalah rona muka ayam akan membengkak dan pucat.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Haemophilus gallinarum. Bakteri ini tergolong lemah dan kurang berbahaya, tetapi penularannya sangat cepat. Penyebarannya bisa melalui makanan, minuman, dan udara. Jika ada yang sudah terserang penyakit pilek, secepatnya ayam tersebut dikarantina atau dipisahkan dari ayam-ayam sehat.

Ayam yang sakit bisa diberi kapsul antisnot, dan Neo Terramycin 25U. Selain itu, bisa diberikan suntikan Streptomycin sebanyak 0,2 cc perhari.

Penyuntikan ini dilakukan selama 3 hingga 5 hari. Bagian yang disuntik adalah leher bagian belakang. Sementara untuk pencegahan, ayam-ayam yang masih sehat diberi obat antibiotik, seperti Streptomycin atau Sulfanilamida. Obat-obatan itu bisa dibeli di toko keperluan unggas atau poultry shop.

Apabila obat khusus unggas belum ada di daerah anda, bisa digunakan obat flu untuk manusia. Misalnya, Neozep, Decolgen, Ultra Flu. Setiap satu tablet dilarutkan dalam satu sendok teh, kemudian diminumkan pada ayam yang sakit.

Untuk mencegah serangan penyakit snot lebih dini sebaiknya dilakukan vaksinasi. Vaksinasi dilakukan ketika ayam berumur 1 hingga 2 minggu, satu bulan, tiga bulan, dan saat ayam menjelang dewasa (sekitar umur enam bulan).
 Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam

Sumber : Ayam Kampung Pedaging oleh Ir. Hadi Iswanto
Ternak Ayam ~ Penyakit ini juga disebut dengan omphalitis. Umumnya menyerang anak ayam yang baru menetas hingga dua minggu. Infeksi pertama muncul ketika anak ayam mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur (yolk) di dalam perutnya. Gejala klinis anak ayam yang terserang penyakit ini tidak tampak, bahkan sampai beberapa jam menjelang kematiannya.


Gejala umum yang kadang-kadang dijumpai adalah anak ayam terlihat lemah, kepalanya menunduk, dan bergerombol di sekitar lampu pemanas. Namun apabila diamati secara teliti, perut anak ayam tampak buncit, pusar bengkak kemerahan, dan basah.

Adanya penimbunan cairan pada pusar tersebut membuat cadangan makanan yang masih terdapat dalam tubuh tidak habis terserap.

Kuning telur itulah yang akhirnya membusuk karena diurai oleh bakteri sebagai sumber makanan dan dijadikan sarana berkembang biak. Proses penguraian inilah yang menimbulkan racun sehingga anak ayam mengalami peradangan. Jika dibiarkan, peradangan akan menjalar dan merusak selaput rongga perut dan organ lain di sekitarnya. Akibat yang lebih fatal, tak lama kemudian ayam akan mati.

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Bacillus cereus, Stapylococcus aureus, Clostridium welchii dan Clostridium sporogenes. Yang agak melegakan, penyakit ini tidak menular. Penyakit radang pusat ayam muncul karena kesalahan tata laksana penetasan dan pemeliharaan setelah anak ayam keluar dari tempat penetasan (mesin tetas). Beberapa faktor yang bisa mengundang munculnya penyakit radang pusar sebagai berikut.
  1. Telur yang akan ditetaskan dalam kondisi retak.
  2. Sanitasi atau kebersihan mesin tetas yang kurang terjaga.
  3. Pengaturan suhu dan kelembapan mesin tetas kurang tepat.
Langkah pencegahan yang bisa diterapkan, diantaranya anak ayam yang baru turun dari mesin tetas jangan langsung diberi makan, cukup diberi air minum dan tambahan vitamin serta mineral. Tujuannya agar penyerapan cadangan makanan dalam kantung perut anak ayam berlangsung lebih cepat. Kehangatan boks pembesaran juga perlu diatur sesuai dengan kebutuhan anak ayam. Langkah lain yang tak kalah penting adalah menjaga kebersihan kandang.
 Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam

Sumber : Ayam Kampung Pedaging oleh Ir. Hadi Iswanto
Ternak Ayam ~ Penyakit ini disebut juga pullorum atau salmonellosis. Penyebabnya adalah bakteri Salmonella pulloum. Disebut berak kapur karena kotoran ayam yang menderita penyakit ini menjadi encer dan berwarna putih menyerupai kapur. Sifat penyakit ini sangat menular dan bisa mengakibatkan kematian pada anak ayam umur tiga bulan.


Berak kapur dilaporkan sudah menyerang unggas di Pulau Jawa pada tahun 1950. Sekarang, penyakit ini sudah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Penyakit yang punya nama lain berak putih ini bisa menyerang ayam kampung dari anakan hingga dewasa. Anak ayam yang terserang penyakit ini umumnya tidak mampu bertahan hidup lama. Sementara itu, ayam yang terserang berak kapur tetapi tidak sampai mati berpotensi sebagai carrier (pembawa atau penular) penyakit.

Berak kapur termasuk penyakit menular yang sangat ganas. Gejala spesifik adalah kematian pada anak ayam yang baru menetas atau baru diturunkan dari mesin tetas. Kematian ini biasanya terjadi berturut-turut tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya. Sebelum mati, anak ayam tampak lsu, kurang nafsu makan, berkerumun dan berdesak-desakan di bawah lampu seperti kedinginan, merunduk, mengantuk, pucat, bulu kusut, dan sayapnya menggantung. Namun, gejala utamanya adalah anak ayam mengalami diare terus-menerus.

Kotoran ayam encer berlendir, berwarna putih seperti kapur dan berbusa. Kotoran ini juga melekat pada bulu-bulu di sekitar anus dan sulit dibersihkan kalau sudah mengering. Karena kotorannya berwarna putih, ada yang menyebut penyakit ini penyakit bacillary white atau diare putih. Ayam dewasa jarang sekal terserang penyakit ini. Kalaupun ada, biasanya tidak serius paling-paling produktivitas telurnya akan menurun dan daya tetas telurnya rendah. Penyakit ini bisa ditularkan melalui berbagai cara.

Di antaranya melalui induk yang mengidap penyakit pullorum, kontak langsung dengan anak ayam yang sakit, peralatan kandang atau pakan yang terinfeksi bakteri Salmonella pullorum, atau melalui tamu yang berkunjung ke kandang dan binatang pembawa penyakit lainnya, seperti burung dan tikus. Anak ayam yang berasal dari induk carrier biasanya juga mempunyai potensi terserang penyakit berak kapur karena penyakit ini bersifat menurun. Upaya pencegahan penyakit berak kapur yang bisa dilakukan sebagai berikut.
  • Kebersihan kandang harus dijaga serta mesin tetas, boks dan kandang yang tidak terisi harus dibersihkan secara rutin. Sebelum dan sesudah menggunakan mesin tetas disemprot dengan larutan kaporit (1:1000), larutan chinosol (1:1000), biochid (17 ml dicampur air 10 L) atau bisa menggunakan antiseptik lainnya.
  • Semua bagian kandang sebaiknya ditaburi dengan gamping. Peralatan kandang dicuci dan dikeringkan setiap hari. Kotoran ayam dibersihkan setiap hari.
  • Jangan biarkan binatang liar seperti tikus, kucing ataupun burung masuk ke areal peternakan.
  • Telur-telur yang akan ditetaskan harus berasal dari induk yang bebas penyakit pullorum. Telur-telur yang tidak menetas harus dikubur sedalam mungkin.
  • Anak ayam yang sakit harus dipisahkan dari yang lainnya. Jika ditemukan ayam yang mati, segera bakar atau kubur sedalam mungkin.
  • Berikan obat cacing secara rutin pada anak ayam. Tambahkan obat pencegah penyakit berak kapur pada air minum ayam.
Untuk menekan angka kematian anak ayam yang sudah terserang pullorum bisa digunakan antibiotik Neoterramycin 25 Soluble Powder. Takarannya, setiap 2 gram dicampur dengan 1 liter air minum. Antibiotik ini diberikan selama 3 hingga 5 hari. Sementara itu, obat untuk penyakit berak putih diberikan selama masih dibutuhkan. Cara pemberiannya bergantung pada tingkat keparahan penyakit, yakni dicampurkan ke dalam air minum jika penyakit ringan, diteteskan jika penyakit sedang, atau disuntikkan jika penyakit sudah parah.
 Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam

Sumber : Ayam Kampung Pedaging oleh Ir. Hadi Iswanto
Ternak Ayam ~ Selain masalah teknis, kebersihan kandang juga perlu diperhatikan agar penghuninya tidak gampang terserang penyakit akibat kuman-kuman yang bersarang di lingkungan kandang. Supaya kondisi kandang selalu bersih dan terjaga, kotoran-kotoran yang ada di dalam kandang harus dibersihkan setiap hari. Namun perlakuan ini belum menjamin kandang bebas dari bibit-bibit penyakit.


Ayam merupakan jenis unggas yang mudah terserang penyakit menular seperti tetelo, berak kapur, kolera dan cacar. Pencegahan dengan vaksinasi saja rasanya belum cukup tanpa dibarengi dengan sanitasi kandang.
Vaksinasi hanya bertujuan untuk memberi kekebalan pada ayam, bukan membasmi kuman sebagai sumber penyakit.

Untuk membunuh kuman, kandang harus dibersihkan dari hama secara teratur. Paling tidak satu tahun sekali. Larutan kimia yang bisa digunakan di antaranya, lisol, karbol, atau kreolin dengan perbandingan bahan aktif 10 sampai 30 cc dan 10 liter air.

Bisa juga menggunakan 10 gram kalium permanganat (KP) yang dilarutkan dalam 10 liter air. Cara yang lebih mudah adalah dengan cara menaburkan kapur tohor ke seluruh bangunan kandang.

Tips Membersihkan Kandang Ayam

  • Semprot langsung dengan desifektan dan insektisida setelah ayam keluar dan keluarkan semua peralatan dari kandang.
  • Buang dan bersihkan semua kotoran dari kandang.
  • Semprot seluruh bagian kandang termasuk atap, lantai, dinding, layer dan bagian lain dengan air sabun (deterjen), gunakan tekanan rendah.
  • Kerok dan sikat sampai bersih sisa kotoran ayam dari slat dan dari permukaan kandang lain ketika masih basah. Untuk membilas, semprot dengan air yang bertekanan tinggi atau gunakan air hangat.
  • Lakukan reparasi kandang dan perawatan lantai apabila dibutuhkan seperti pemberian garam dapur (NaCI) untuk membunuh cacing, kapur untuk membunuh coccidia, tawas untuk membunuh kutu.
  • Bersihkan gudang peralatan, gudang pakan dan fasilitas-fasilitas lain dalam area farm, sapu, sikat dan hilangkan sarang laba-laba. Untuk kandang yang menggunakan bin (tangki penyimpanan pakan), buang sisa pakan pada bin, dan bersihkan atau sikat bin.
  • Musnahkan hama tikus dan serangga.
Referensi :

 Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam
  • Ayam Kampung Pedaging oleh Ir. Hadi Iswanto
  • http://www.saranasatwa.com/index.php?option=com_content&view=article&id=146:tips-pembersihan-a-sanitasi-kandang&catid=35:artikel&Itemid=57
Ternak Ayam ~ Anak ayam umur satu hari sampai empat minggu dipelihara dalam boks pembesaran. Ukuran boks pembesaran disesuaikan dengan populasi ayam yang akan dipelihara. Dalam 1 m3 kira-kira berisi 50 ekor untuk anak ayam berumur 1 sampai 7 hari.


Untuk anak ayam umur 8 sampai 14 hari, populasinya dikurangi menjadi 40 ekor. Umur 15 sampai 21 hari dikurangi lagi hingga menjadi 30 ekor dan umur 22 sampai 30 hari tinggal 20 ekor per m3.

Sebagai sumber panas bisa dipasang lampu penghangat. Lampu ini sekaligus berfungsi sebagai pengganti induk.

Anak ayam umur 1 sampai 7 hari memerlukan lampu berdaya 60 watt. Umur 8 sampai 14 hari perlu 40 watt, umur 15 sampai 21 hari perlu 25 watt dan umur 22 sampai 30 hari perlu 15 watt.

Setelah lebih dari empat minggu anak ayam tidak lagi membutuhkan lampu penghangat. Karena pada usia itu anak ayam sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan setempat. Selanjutnya ayam ini dipelihara dalam kandang dengan kepadatan 15 ekor per m3.

Kelebihan Memelihara Anak Ayam Dalam Boks

  • Mudahnya penanganan dan seleksi
  • DOC tidak gampang tertular penyakit
  • Pemanas cukup dan tahan cuaca luar
  • Penggunaan lampu yang lebih mudah daripada gas
  • Tidak perlu mengganti litter
  • Kotoran langsung jatuh di bawah, kadar amoniak rendah.

Kekurangan Memelihara Anak Ayam Dalam Boks

  • Biaya investasi tinggi
  • Kapasitas tidak bisa banyak karena memakan lebih banyak tempat
  • Kerepotan tersendiri pada saat pemindahan ayam
  • Pemborosan daya apabila manajemen kurang tanggap (mengingat biaya listrik naik!)
Referensi :Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam