GAMBAR KANDANG AYAM : Mengenal Ayam Jawa Super ~ Ayam sebagai binatang piaraan sudah dikenal lama oleh manusia. Begitu juga sebagai salah satu sumber protein hewani, sudah lama juga disadari. Karena kesadaran itulah, setiap saat kebutuhan manusia terhadap ayam semakin meningkat. Demikian pula terhadap telur yang dihasilkannya.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan itu, manusia berupaya sekuat tenaga mengembangbiakkan atau membudidayakan ayam. Berbagai penelitian dilakukan untuk memperoleh ayam jenis unggul, baik ayam pedaging maupun ayam petelur, hingga kemudian muncul ayam ras atau ayam negeri sebagai salah satu alternatif konsumsi yang lebih murah.
Ternyata, dinalik keunggulannya, ayam negeri memiliki kelemahan dibandingkan dengan ayam bukan ras (buras), termasuk ayam kampung. Kelemahan itu diantaranya kurang memiliki daya tahan terhadap penyakit dan cuaca, daging banyak mengandung lemak, dan rasa daging tidak selezat ayam buras. Kenyataan inilah yang membuat ayam buras terus bertahan dan tetap disukai. Apalagi, pemeliharaan ayam buras relatif lebih mudah dan populasinya cukup besar. Ayam buras bisa hidup di sembarang tempat dan di segala cuaca. Pemberian pakannya juga mudah. Bahkan perkembangbiakkannya tidak harus dengan campur tangan manusia. Bisa dikatakan bahwa pemelihaaan ayam buras tidak terlalu menuntut teknologi yang rumit.
Berkat berbagai kelebihan itu, ayam buras memiliki peran dan sumbangan yang manfaatnya sangat dirasakan oleh peternak, terutama di daerah pedesaan yang kering dan rawan gizi. Dengan demikian, jika ditangani dengan benar dan profesional, upaya peningkatan produksi ayam buras akan tepat sasaran, yakni penyediaan protein hewani dan peningkatan pendapatan peternak.
Salah satu jenis ayam buras yang belakangan ini populer di daerah Purworejo, Jawa Tengah, dan sekitarnya adalah ayam jawa super. Sampai saat ini belm diketahui secara pasti dari mana asal-usul nama atau julukan ayam jawa super ini. Menurut pendengaran saya, bahwa induk ayam jawa super tersebut dari sebuah poultry shop di Yogyakarta. Namun, menurut pihak poultry shop yang bersangkutan, ayam yang berwarna hitam legam ini sekarang sudah tidak lagi diternakkan. Alasannya, ayam ini tidak begitu disukai konsumen alias kurang laku di pasaran.
Dengan ketekunan dan keuletannya, ia memelihara dan mencoba menetaskan telur-telurnya. Setelah mengamati berbagai kelebihan yang dimiliki ayam jawa super ini, ia mulai menawarkan kepada masyarakat sekitar. Setiap ada pameran pembangunan atau pameran satwa di seputar Purworejo, ia tidak lupa memamerkan ayam jawa super sebagai salah satu "produk unggulannya", disamping ayam arab, ayam kampung, dan ayam bangkok miliknya. Di samping itu, bersama dengan beberapa rekan sesama pemuda, ia gencar menyosialisasikan langsung kepada masyarakat mengenai keunggulan ayam ini. Dari pameran demi pameran dan upaya sosialisasi yang telah dilakukan, semakin terlihat antusiasme masyarakat yang cukup besar. Animo masyarakat untuk memelihara dan mengonsumsi telur dan dagingnya juga semakin tinggi. Bahkan hampir di setiap arena pameran, ayam jawa super miliknya selalu menjadi pusat perhatian masyarakat.
Ditilik dari sosoknya, ayam ini pantas menyandang nama ayam jawa super. Ayam yang semua bulunya berwarna hitam legam ini sepintas mirip ayam kedu, tetapi bentuk tubuhnya mirip ayam ras atau ayam negeri, yakni pendek, besar dan gemuk. Bisa jadi ayam ini blasteran atau hasil persilangan antara ayam kedu dan ayam ras. Tidak hanya sosoknya, telur ayam jawa super juga mirip dengan telur ayam ras. Ukurannya agak besa dan berwarna putih kecoklatan. Namun, setelah merasakan dagingnya, orang pasti menyebutnya daging ayam kampung karena aroma dan rasa dagingnya sama persis dengan daging ayam kampung.
Barangkali karena keunikannya itulah, sebagian masyarakat Purworejo dan sekitarnya mulai tertarik untuk memelihara ayam bersosok gempal ini baik sebagai pedaging, petelur, maupun sebagai ayam peliharaan di pekarangan rumah. Kenyataan ini layak diperhatikan karena bisa menjadi tantangan bagi yang berjiwa bisnis untuk membuka usaha peternakan ayam jawa super.
Oleh Mas Bagong Mulyono & Purnomo Raharjo
Post A Comment:
0 comments: